Nama :
Erika Belinda Sinay
Mata Kuliah :
Perilaku Konsumen
Kelas :
3EA12
NPM : 12213929
1.
Berikut
ini merupakan pengertian pembelian menurut para ahli, adalah :
·
Brown
dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan
sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation
(production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa
pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
·
Galloway
dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing
function is to make materials and parts of the right quality, and quantity
available for use by operations at the right time and at the right place.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian
adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan
kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan
tempat yang tepat.
·
Bodnar
dan Hopwood (2001:323), adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber
daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
·
Menurut
Sofjan Assuari ( 2008,p.223) pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting
dalam berhasilnya oeprasi suatu perusahaan
·
Menurut
Mulyadi ( 2007, p.711) aktifitas dalam proses pembelian barang adalah :
a. Permintaan pembelian
b. Pemilihan pemasok
c. Penempatan order pembelian
d. Penerimaan barang dan
e. Pencatatan transaksi pembelian
Permintaan
pembelian adalah sautu aktivitas yang merupaka satuan pekerjaan yang ditujukan
memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan
sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:[6]
·
Pengenalan
masalah (problem recognition).[1] Konsumen
akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa
adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk
yang akan dibeli.[1]
·
Pencarian
informasi (information source).[1] Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk
mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.[1] Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal)
dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).[1]
·
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).[1] Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang
ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.[1]
·
Keputusan
pembelian (purchase decision).[1] Setelah
konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian.[1]Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain
yang perlu dipertimbangkan.[1]
·
Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian.[7] Setelah
membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah
produk tersebut sesuai dengan harapannya.[8] Dalam
hal ini, terjadi kepuasandan ketidakpuasan konsumen.[1] Konsumen
akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan permintaan akan merekproduk tersebut pada masa depan.[1] Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.[1]
Sedangkan
yang dimaksud dengan Pembeli merupakan istilah asing (Inggris) yaitu consumer, secara harfiah
dalam kamus-kamus diartikan sebagai ”seseorang
atau sesuatu perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”; atau ”sesuatu atau seseorang yang mengunakan suatu persediaan atau
sejumlah barang”. Ada juga yang
mengartikan ”setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”. Konsumen
atau pembeli dibedakan menjadi dua yaitu: konsumen sebagai orang alami atau pribadi kodrati dan konsumen sebagai
perusahan atau badan hukum pembedaan ini
penting untuk membedakan apakah konsumen tersebut menggunakan barang tersebut untuk dirinya sendiri atau
untuk tujuan komersial(dijual, diproduksi lagi).
2.
Faktor-Faktor yang mmpengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting
bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat
terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi,
kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa
muda.
Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah
sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.
Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam
bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial
tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas
sosial yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para
anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak
hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan,
pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen
juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a.
Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen
dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.
Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah
kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.
Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok
primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi
dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak
hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok
keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok
keanggotaan.
b.
Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen,
keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan
istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi
serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari
pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa
dikenal dengan keluarga prokreasi.
c.
Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial
yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status
mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah
organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi
tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh
seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih
tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,begitu pula dalam
perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan
pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan
merek lainnya.
3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh
karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a.
Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda
sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh
siklus hidup keluarga
b.
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli
pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub
khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga
dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran
penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja
atau menabung.
c.
Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola
hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang
terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar
yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya,
perusahaan telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya
sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti
munculnya telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan
muda yang kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti
aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang
menginginkan telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis
mereka.
d.
Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik
kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan
pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda
yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan
ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160).
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis
pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen
akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.
4.
Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi
oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a.
Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada
waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari
tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan
beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu
kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan
pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang
mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang
terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar
seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu
arah pemikiran dan emosi tertentu.
Banyak riset yang telah dilakukan peneliti dalam
menghubungkan motivasi seseorang dalam kegiatan pembelian produk tertentu
seperti yang dipelopori oleh Ernest Dichter (Kotler 2003:215), yang dimana
risetnya telah menghasilkan hipotesis sebagai berikut:
·
Konsumen
menolak buah prem karena buah prem terlihat keriput dan mengingatkan mereka
pada orang berusia lanjut.
·
Pria
menghisap cerutu sebagai versi dewasa dari kebiasaan menghisap ibu jari di masa
anak-anak.
·
Wanita
lebih menyukai lemek nabati daripada hewani karena dapat menimbulkan rasa
bersalah karena telah membunuh binatang.
·
Wanita
yang tidak yakin dengan adonan kue jika adonan tersebut tidak amemerlukan
tambahan telur, karen adonan tersebut membantu mereka merasa bahwa sedang
“melahirkan”.
Selain riset dari Ernest diatas, Jeans Callibout
menidentifikasikan motivasi-motivasi yang berbeda-beda yang dapat dipuaskan
oleh suatu produk. Contohnya, wiski dapat memenuhi kegiatan relaksasi sosial,
status, atau kesenangan sehingga merek wiski perlu diposisikan pada salah satu
daya tarik tersebut.
Frederick Herzerberg mengembangkan teori dua-faktor
yang membedakan dissastifier (faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan) dan satisfier (faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan) yang dapat memotivasi kegiatan pembelian konsumen. Ia mencotohkan
dalam kegiatan pembelian komputer yang dimana tidak adanya garansi dapat
menjadi faktor dissaatisfier tetapi adanya garansi juga tidak menjadi pemuas
atau motivator pembelian, karena garansi bukan merupakan sumber kepuasan
instrinsik komputer. Melainkan kemudahan penggunaanlah yang dapat menjadi satisfier yang
dapat memotivasi kegiatan pembelian.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera
melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat
diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah
gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya
bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk
atau merek yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya
tiga proses persepsi yaitu:
Perhatian selektif
Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses
penyaringan atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini
para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan
memberikan sebuah rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan
karena orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan
kebutuhnnya saat ini, memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan lebih
memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadapa ukuran rangsangan
normal seperti, orang cenderung akan memperhatikan iklan yang menawarkan
potongan dan bonus sebesar rp.100.000 ketimbang iklan komputer yang
hanya memberikan bonus atau potongan yang bernilai rp.50.000
Distorsi Selektif
Distorsi selektif merupakan proses pembentukan
persepsi yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi
tersebut. Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk
mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi
yang didapat dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi konsumen.
Ingatan Selektif
Orang akan banya melupakan banyak hal yang merek
pelajari namun cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung
pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung
akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai
dan melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk yang bersaing.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa
pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan,
isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan
kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk
dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang
memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya
konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek. Cotohnya, konsumen
yang pernah membeli komputer merek IBM yang mendapatkan pengalaman menyenangkan
dan persepsi yang positif akan mengasumsikan bahwa merek IBM merupakan merek
komputer yang terbaik, ketika konsumen akan membeli printer merek IBM mungkin
konsumen juga berasumsi hal yang sama bahwa IBM menghasilkan printer yang baik.
d.
Keyakinan dan Sikap
Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
. Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang
gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi
keputusan pembelian mereka. Contohnya studi tentang keyakinan merek yang
menemukan bahwa konsumen sama-sama menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika
mencicipi keduanya dalam tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi
tahu mereknya, konsumen memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam contoh
tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak
kalah pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan
tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada
seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler
2003:219).
3. Kebutuhan dan keinginan merupakan dua belah pihak yang saling
bertentangan satu sama lain. Dalam kata lain kebutuhan dan keinginan adalah dua
unsur yang sangat jauh berbeda.
Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang dibutuhkan manusia demi
menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-sehari manusia tersebut. Agar
manusia hidupnya lebih sejarhtera, damai, dan tentram maka segala kebutuhannya
haruslah dipenuhi. Sebab, kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan
sehari-sehari.
Kebutuhan
juga merupakan salah satu dari aspek psikologis setiap manusia yang
menggerakkannya dalam melakukan berbagai aktivitas. Kebutuhan ini juga menjadi
dasar atau alasan atau faktor untuk melakukan usaha. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan hidup setiap orang harus bekerja. Bekerja (melakukan usaha)
akan mendapatkan imbalan (gaji atau uang) yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Contoh dari kebutuhan sehari-hari adalah makanan dan minuman, setiap
orang membutuhkan makan dan minum untuk bertahan hidup. Atau dapat dikatakan,
pemenuhan kebutuhan ini sangat penting dilakukan demi mendapatkan
kesejahteraan. Dengan kata lain, jika kebutuhan tidak dapat dipenuhi
dengan baik maka hidup orang tersebut tidak ataupun kurang sejahtera. Selain
makan dan minum, masih banyak lagi contoh lainnya mengenai kebutuhan. Contoh
lainnya yaitu rumah, rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang demi
melindungi tubuh dari berbagai bahaya. Baik dari panas, hujan ataupun dari
serangan lainnya, rumah adalah kebutuhan yang wajib dipenuhi. Kebutuhan sendiri
dipengaruhi oleh kebudayaan, semakin tinggi tingkat kebudayaan masyarakat
tersebut maka semakin banyak pula kebutuhannya.
Sedangkan
keinginan adalah segala barang ataupun jasa yang dibutuhan setiap manusia untuk
memenuhi kebutuhannya yang dianggap kurang. Sesungguhnya jika keinginan tidak
segera dipenuhi maka tidak akan berpengaruh pada kesejahteraan, kedamaian, dan
ketentraman manusia.
Keinginan sendiri merupakan
tambahan atas pemenuhan kebutuhan, sesuai yang diharapkan. Contohnya saja untuk
makan dan minum, keduanya merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Makan dan
minum akan dianggap kebutuhan jika makanan dan minuman yang dikonsumsi apa
adanya. Dengan kata lain, apapun makanan dan minuman yang ada akan tetap dikonsumsi.
Namun jika Anda memiliki harapan untuk makan dan minum yang lebih maka itu
disebut sebagai keinginan. Contoh, Anda ingin makan nasi, ayam goreng, pizza
dan lain sebagainya adalah sebuah keinginan. Keinginan bukanlah sesuatu
hal yang mendesak, jika tidak terpenuhi maka tidak berpengaruh terhadap
kesejahteraan hidup Anda. Perbedaan antara kebutuhan dan keinginan yaitu pada
terlihat pada fungsinya. Dari ulasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
makan adalah kebutuhan namun makan dengan rasa enak adalah keinginan. Rumah
adalah kebutuhan sedangkan rumah yang bagus adalah keinginan. Contoh lainnya
yaitu berpakaian merupakan kebutuhan, namun berpakaian yang bagus dan mahal
adalah keinginan. Setelah membaca ulasan ini, Anda tentu sudah tidak bingung lagi
mengenai kebutuhan dan juga keinginan. Itulah penjelasan mengenai perbedaan
kebutuhan dan keinginan, semoga bermanfaat.
4. Contoh Kasus Perilaku Konsumen dalam
pembelian suatu merek telepon seluler.
Perkembangan telepon seluler telah bertambah pesat di
mana telah banyak orang telah memerlukan produk ini, roduk ini menjadi produk
yang sangat di perlukan menjadikan produk ini berkembang pesat di pasaran.
Produk telepon seluler telah memasuki kehidupan masyarakat dan telah menjadi
kebutuhan pokok. Bahkan telah menjangkau ke setiap lapisan masyarakat. Hal
tersebut mendorong pengusaha yang bergerak di bidang telepon seluler untuk
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk telepon seluler
tersebut. Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya perusahaan yang
memproduksi bahkan perusahaan elektronik yang dulunya tidak memproduksi telpon
seluler kini sudah memproduksi telepon seluler. Banyaknya merek yang tersedia
di pasar menjadikan persaingan yang ada sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan
yang memproduksi telepon seluler.
Pembelian telepon seluler oleh konsumen di
lakukan dengan terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan
pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebagian besar konsumen menyatakan
bahwa mempermudah komunikasi merupakan motivasi atau alasan utama mereka dalam
membeli telepon seluler. Manfaat utama yang di cari sebagian besar konsumen
pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat ( fungsional ) yaitu sebagai
alat komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa kemana saja, setelah
mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan melakukan tahap
pencarian informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa sumber informasi
utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan aspek yang paling
di cari dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur yang
tersedia dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi alternative
yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga lalu
mengidentifikasi telepon seluler yang berkualitas adalah dengan melihat fitur
yang ada. Setelah melakukan tahap evaluasi alternative, konsumen akan melakukan
proses pembelian.
Dari tahap pembelian yang telah di lakukan oleh
konsumen akhirnya sampai ke tahap evaluasi pascapembelian di mana konsumen akan
mengevaluasi apakah hasil yang di peroleh dari pembelian tersebut memuaskan
atau tidak. Dan perilaku konsumen tidak hanya berfokus pada atribut produk saja
akan tetapi masih banyak factor lainnya seperti segmen pasar yang di
tuju, lokasi atau factor budaya. Karena biasanya konsumen akan lebih
memilih tempat pembelian yang menjual produknya dengan kualitas yang terjamin,
adapun pembelian cara konsumen dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah
terencana di mana mereka akan menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon
seluler tersebut.
Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di
lakukan dan di perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal
konsumen dan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk
telepon seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan itu
sendiri. Oleh karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini,
sebab dalam proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
menentukan terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di
pengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor
tersebut harus di perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan
yaitu menjual produknya kepada konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar